Banyaknya
diskriminasi terhadap sebagian Muslim di berbagai belahan dunia
menuntut perhatian seluruh umat Islam, hal ini sebagaimana yang
disampaikan oleh ulama Riau, Dr. Musthafa Umar saat memaparkan materi
pada seminar internasional bertajuk, “Motivasi Melawan Diskriminasi Muslim di Dunia” di Pusat Kegiatan Mahasiswa UIN SUSKA Riau, Ahad (02/12/2012).
“Umat Islam tidak diberikan hak sebagai ummat Islam. Jangankan
sebagai umat Islam, sebagai manusia-pun tidak. Diskriminasi telah
berlaku, yang dinanti dari kita adalah mana usaha dalam membela saudara
kita? Bukankah umat Islam sebagai satu tubuh?” ujar beliau.
Dicontohkan, ada banyak diskriminasi yang terjadi saat ini, seperti
di Rohingya, Palestina, Iraq dan Suriah, dan tidak terkecuali di
Indonesia.
Menurut doktor tafsir lulusan Universitas Malaya ini, solusi dalam menghadapi diskriminasi ini adalah dengan membangunkan kekuatan umat Islam secara terencana dan sungguh-sungguh,
“Kita mesti ada perencanaan. Musuh itu dapat menguasai kita hari ini dengan perencanaan yang matang. Kita bangunkan kekuatan, dan kekuatan yang paling kuat adalah kekuatan iman. Kita mulai dari diri kita, setelah itu orang lain. Karena hanya orang yang baik yang bisa memperbaiki orang yang buruk.”
Beliau juga menambahkan bahwa pengorbanan dengan nyawa dan harta adalah hal yang dapat dilakukan saat ini untuk memenangkan perjuangan dan menghilangkan diskriminasi.
“Kalau kita mau kemenangan dan diskriminasi akan dihilangkan, berikan harga dahulu. Dan harga yang paling mahal adalah nyawa jika mampu, kalau tidak mampu, dengan uang yang ada pada kita”.
Seminar yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ushuluddin UIN Suska ini juga menghadirkan Syaikh Sya’ban Mabruk Ibrahim Masad, dosen asal Mesir yang kini mengajar mata kuliah balaghoh di Kelas Internasional UIN Suska. Pada kesempatan tersebut beliau membahaskan tentang makna hijrah, yaitu tidak sekedar berpindah secara fisik namun juga keadaan, dari syirik menjadi men-tauhidkan Allah.
Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa kelas internasional UIN Suska dan juga masyarakat umum. Pada kesempatan ini juga dilakukan penggalangan dana untuk Palestina dan Suriah.
Menurut doktor tafsir lulusan Universitas Malaya ini, solusi dalam menghadapi diskriminasi ini adalah dengan membangunkan kekuatan umat Islam secara terencana dan sungguh-sungguh,
“Kita mesti ada perencanaan. Musuh itu dapat menguasai kita hari ini dengan perencanaan yang matang. Kita bangunkan kekuatan, dan kekuatan yang paling kuat adalah kekuatan iman. Kita mulai dari diri kita, setelah itu orang lain. Karena hanya orang yang baik yang bisa memperbaiki orang yang buruk.”
Beliau juga menambahkan bahwa pengorbanan dengan nyawa dan harta adalah hal yang dapat dilakukan saat ini untuk memenangkan perjuangan dan menghilangkan diskriminasi.
“Kalau kita mau kemenangan dan diskriminasi akan dihilangkan, berikan harga dahulu. Dan harga yang paling mahal adalah nyawa jika mampu, kalau tidak mampu, dengan uang yang ada pada kita”.
Seminar yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Ushuluddin UIN Suska ini juga menghadirkan Syaikh Sya’ban Mabruk Ibrahim Masad, dosen asal Mesir yang kini mengajar mata kuliah balaghoh di Kelas Internasional UIN Suska. Pada kesempatan tersebut beliau membahaskan tentang makna hijrah, yaitu tidak sekedar berpindah secara fisik namun juga keadaan, dari syirik menjadi men-tauhidkan Allah.
Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa kelas internasional UIN Suska dan juga masyarakat umum. Pada kesempatan ini juga dilakukan penggalangan dana untuk Palestina dan Suriah.
Sumber : hidayatullah.com
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.